belajar,
Corona,
Covid 19,
kualitas pendidikan,
online,
pendidikan
Akankah Coronavirus Mengubah Pengalaman Belajar Tatap Muka?
Sejauh ini jawabannya
tidak. Tetapi beberapa media pendidikan yang dapat digunakan secara
online cenderung akan bertahan bahkan terus digunakan di masa depan. Masalah
yang disebabkan oleh pandemi coronavirus telah
mendorong banyak pihak untuk bersama-sama berjuang dalam belajar dan mengajar.
Seorang profesor di Loyola
University, New Orleans mengajarkan kelas virtual pertamanya dari halaman
rumahnya. Uniknya dia mengenakan pakaian santai sambil menyeruput segelas
anggur. Mungkin dia merindukan kesempatan seperti ini, mengajar sambal
meneguk segelas anggur.
“Apa yang kita bicarakan
ketika berbicara tentang pendidikan online adalah menggunakan teknologi digital
untuk mengubah pengalaman belajar,” kata Vijay Govindarajan, seorang
profesor di Sekolah Bisnis Tuck di Dartmouth. Dalam proses belajar
mengajar semuanya dilakukan secara online. Bahkan ujian pun harus dilakukan
secara online. Apakah ini pertanda pendidikan tatap muka, akan dikurangi atau
ditiadakan?
Akan ada beberapa dampak
penting yang bertahan lama, seperti: sekolah dapat memasukkan media
pembelajaran online ke dalam kelas konvensional. Selain itu, siswa
mengalami jenis pembelajaran fleksibel yang mungkin tidak mereka sukai,
sehingga mereka bisa menggantinya dengan memilih memperlajari materi lain yang mereka sukai.
Baca Juga: Pembelajaran Online Harus Bermanfaat bagi Semua Siswa
Baca Juga: Pembelajaran Online Harus Bermanfaat bagi Semua Siswa
Semester ini "memiliki
potensi untuk meningkatkan harapan dalam menggunakan sumber daya online untuk melengkapi apa yang kami lakukan sebelumnya, dengan cara evolusi, bukan
cara revolusi," kata Eric Fredericksen, wakil presiden asosiasi
untuk pembelajaran online di University of Rochester.
Pendidikan online
memungkinkan siswa bergerak dengan langkah mereka sendiri dan memasukkan fitur
seperti penilaian berkelanjutan sehingga mereka dapat melompat ke depan segera
setelah mereka menguasai keterampilan atau materi belajar, kata
Dr. Fredericksen. Menyusun, merencanakan,
merancang, dan mengembangkan kursus atau program online secara profesional
dapat menghabiskan waktu dan seringkali membutuhkan orientasi dan
dukungan siswa serta infrastruktur teknologi yang memadai.
Pengalaman selama ini
menunjukkan adanya kesalahan atau “keliru” dengan pembelajaran online. Ada
keluhan seperti pertemuan kelas panjang di ruang konferensi video, paket data
atau jaringan yang kurang memadai. Tidak bisa menyamakan metode pembelajaran
tatap muka dan pembelajaran online. Pandemi ini menjadi kesempatan bagi guru atau para pendidik untuk lebih kreatif memberikan pengajaran kepada siswa seperti memberikan
tugas kelompok atau tugas yang membutuhkan nalar kritis dan guru hanya sebagai fasilitator.
Dalam penelitian yang
dilakukan oleh perusahaan konsultan Eduventures di Amerika Serikat memperkirakan hanya sekitar 20 persen peserta didik di sana yang mengikuti kursus online pada musim gugur 2018. Ketika menghadapi pandemi seperti sekarang, hanya orang-orang ini yang memahami apa
yang harus dilakukan. Mereka sudah memiliki pengalaman kursus online. Karena
itu, mereka tidak akan kaget ketika melakukan pembelajaran online.
Baca Juga: Tahun 2019 Rekor Jumlah Pengungsi Terbanyak dalam Sejarah
Baca Juga: Tahun 2019 Rekor Jumlah Pengungsi Terbanyak dalam Sejarah
Menurut survei terhadap hampir 1300 siswa di Amerika Serikat
oleh penyedia persiapan ujian online OneClass menunjukkan lebih dari 75%
mengatakan mereka tidak berpikir mereka mendapatkan pemahaman belajar yang
berkualitas. Dalam jejak pendapat terpisah terhadap 14.000 mahasiswa pada awal
April oleh situs niiche.com, yang memberikan peringkat sekolah dan perguruan
tinggi, fakta mencengangkan menunjukkan ternyata 67% mengatakan mereka tidak merasakan kelas online sama efektifnya ketika
melakukan pembelajaran konvensional.
Sudah, lebih dari setengah
orang dewasa Amerika yang berharap membutuhkan lebih banyak pendidikan atau
pelatihan setelah pandemi ini mengatakan mereka akan melakukannya secara online, menurut survei terhadap 1.000 orang
oleh Strada Education Network, yang menganjurkan koneksi antara
pendidikan dan pekerjaan.
Bahkan mereka yang sudah
lama menghindari pembelajaran atau kursus online harus melakukannya semester
ini, dalam beberapa bentuk atau lainnya. Tidak ada pilihan lain, agar dapat
mengikuti pembelajaran dalam kelas maka pilihan belajar via online mutlak
dilakukan.
Baca Juga: Beberapa Catatan Penting Dunia Pendidikan Indonesia Tahun 2020
Baca Juga: Beberapa Catatan Penting Dunia Pendidikan Indonesia Tahun 2020
Menarik pernyataan berikut
bahwa bersama siswa mereka, para staf pengajar “dilempar ke ujung kolam untuk
belajar media digital dan diminta untuk berenang,” kata Pak
Moe. "Beberapa akan tenggelam, beberapa akan berenang ke tepi kolam
dan memanjat keluar dan mereka tidak akan pernah kembali ke kolam lagi. Tetapi
banyak yang akan mencari tahu apa yang harus dilakukan dan bagaimana berenang
dan bagaimana tetap bertahan.”
Pada akhirnya, pandemi ini
mengharuskan dunia pendidikan untuk menentukan langkah selanjutnya. Apakah
mereka akan tetap bertahan dengan cara konvensional total atau mulai
mengadopsi cara pembelajaran online dan memadukannya dengan cara konvensional.
Memang belajar dengan tatap muka tidak akan tergantikan, tetapi tidak salah
jika juga mulai mengadopsi metode pembelajaran via online.
Tulisan ini diolah dari https://www.nytimes.com/2020/04/23/education/learning/coronavirus-online-education-college.html
Sumber gambar: https://online.jwu.edu
May 09, 2020
No comments:
Post a Comment