batasan diri,
Bodo amat,
kesuksesan,
Mark Manson
Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat
Judul
Asli : The Subtle Art
Of Not Giving F*ck
Judul : Sebuah Seni Untuk
Bersikap Bodo Amat
Penulis : Mark Manson
Penerjemah : F. Wicaksono
Penerbit : PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia
Cetakan : ke-3
Tahun
Terbit : 2018
Tempat
Terbit : Jakarta
Hal : 246 halaman
Buku karya Mark Manson dengan judul “Sebuah Seni untuk
Bersikap Bodo Amat” ternyata lumayan panjang. Tak cuma judul, tapi dalam versi
terjemahan bahasa Indonesia-nya, buku ini juga memiliki tagline tambahan, yaitu
"pendekatan yang waras demi menjalani hidup yang baik."
Dari judul dan tagline-nya saja, kita tentu bisa
menebak bahwa buku ini berisikan hal-hal yang perlu pembaca tahu agar bisa
menjalani hidup yang bahagia. Sebenarnya buku ini berisikan tentang bagaimana
cara pandang mayoritas manusia dalam menjalani kehidupannya, baik pada
permasalahan yang dihadapinya saat ini hingga cara untuk meraih kesuksesan.
Tentu saja dengan penyajiannya yang menarik dan
eksentrik melalui cerita-cerita inspiratif yang ketika membacanya seolah
memberi tamparan keras! Buku ini memberi solusi yang berbeda ketika kita
dihadapkan dengan suatu masalah dan cara terbaik menyikapi masalah tersebut.
Manson melontarkan argumen bahwa manusia tak sempurna
dan terbatas. Begini tulisnya, "tidak semua orang bisa menjadi
luar biasa ada para pemenang dan pecundang di masyarakat, dan beberapa
diantaranya tidak adil dan bukan akibat kesalahan Anda." Manson
mengajak kita untuk mengerti batasan-batasan diri dan menerimanya baginya,
inilah sumber kekuatan yang paling nyata.
Bersikap bodo amat menjadi salah satu sikap yang
sangat bertolak belakang dengan nilai-nilai dalam masyarakat. Sebab dengan
sikap bodo amat menjadikan diri kita seorang yang apatis, abai dan tidak peduli
dengan apa yang terjadi di sekeliling. Sementara saat kita kecil, guru dan
orangtua kita sibuk memberikan pelajaran agar kita peduli dengan keadaan
sekitar.
Kita selalu dilatih untuk peka dengan kebutuhan
orang-orang di sekitar kita, apalagi mereka miskin, terlantar dan berkebutuhan
khusus. Karena itu, peduli dengan lingkungan sekitar menjadi nilai yang paling
penting dan ditanamkan sejak dini.
Baca Juga: Filosofi Teras: Seni Manajemen Diri
Berikut beberapa hal penting yang bisa dipelajari dari buku ini.
1. Kita berhak untuk bahagia
Bahagia di sini tentunya secara lahir batin. Seseorang
bisa saja terlihat punya gaya hidup yang glamor, namun dalam hatinya terasa
hampa. Manson pun berujar “untuk
berbahagia, kita membutuhkan sesuatu untuk dipecahkan. Oleh karena itu,
kebahagiaan adalah bentuk tindakan.” Sebab kita akan mendapatkan suatu sensasi
tersendiri dengan apa yang kita perjuangkan. Suatu proses permasalahan harus
diselesaikan dengan bijaksana.
Bagi Manson, hidup yang baik dan bahagia bisa
dirasakan jika seseorang bisa bodo amat pada hal-hal yang memang sepantasnya
diabaikan.
Kini semua keputusan ada di tangan kita masing-masing memilih
untuk bahagia sepenuhnya atau tidak. Karena mungkin saja kebahagiaan terasa
tidak lengkap karena terlalu fokus pada hal-hal yang sebenarnya tidak penting
bagi hidup kita.
2. Terlalu fokus pada hal-hal yang seharusnya bisa
diabaikan
"Saat kita terlalu peduli pada hal-hal ini, kita
menghabiskan banyak waktu untuk lari dari masalah kita daripada berdamai dengan
masalah itu sendiri," ujar Manson.
Hal-hal yang dimaksud Manson itu berjumlah delapan
poin, yaitu; membuat orang kagum, selalu benar, menjadi sukses, menyenangkan
serta sopan, senang, selalu merasa baik-baik saja, menjadi sempurna, dan semua
aman juga pasti.
Menurut Manson, kunci hidup tenang tak perlu
memikirkan semua poin-poin tersebut. Fokus pada hal yang benar-benar kalian
pedulikan. Karena kita tidak mungkin baik-baik saja atau bahagia selalu
sepanjang waktu. Fokus pada diri sendiri untuk melakukan sesuatu yang berguna,
jauh lebih baik dibandingkan hanya memikirkan hal-hal di atas.
3. Cari tahu apa yang sebenarnya layak dipedulikan dan
diinginkan
Benarkah kamu memaknai sesuatu dengan segenap hati?
Para orangtua selalu mengatakan anak mereka adalah segalanya. Tapi tak jarang,
ibu-ibu menomorduakan menjemput anak sekolah, demi diskon brand
kesayangan di mall atau hangout dengan teman.
Kamu selalu memilih apa yang lebih berharga, dari
waktu ke waktu. Menurut Manson, begitulah perubahan terjadi. Perlahan-lahan,
dari waktu ke waktu, dengan setiap pilihan yang kamu buat akan berubah sesuai
prioritas.
4. Fokus pada hal yang lebih penting
Misalkan saja, sebagai orangtua kamu pada akhirnya
akan menyadari tentang diskon yang seharusnya bisa diabaikan. Seberapa besar
barang itu mempengaruhi hidupku atau seberapa pentingnya barang itu dalam kehidupanku.
Langkah selanjutnya adalah membentuk kesadaran dengan
pertanyaan "seandainya". "Seandainya saya tidak peduli dengan
diskon di mall, apa yang akan terjadi selanjutnya?". Apakah dengan
saya tidak membelinya saya akan terlihat tidak mengikuti perkembangan zaman? Terkadang
kita hanya sibuk memikirkan apa yang orang lain katakana, bukan apa yang
dikatakan suara hati kita masing-masing. Kita lebih memilih suara dari luar dan
mengabaikan suara hati kita sendiri.
Kita bisa membuat beberapa kalimat
"seandainya" yang lain, yang masih berhubungan dengan hidup kita, dan
bayangkan kira-kira apa yang akan terjadi dengan hidup. Pertanyaan-pertanyaan
itu akan membantu kita untuk menentukan langkah hidup kita selanjutnya.
5. Semua akan baik-baik saja dengan bersikap bodo amat
Pada akhirnya, kalian akan memahami bahwa semua yang
tadinya penting itu ternyata tidak begitu berpengaruh pada hidup kita.
Pelan-pelan akan muncul hal-hal di luar kebiasaan, yang bisa membuat kita lebih
hidup, yang selaras dengan nilai-nilai yang membuat hidup lebih tenang.
Nilai-nilai itu yang nantinya akan tumbuh bersama kita
dan membuat kita bisa memaknai kebahagiaan lewat sikap bodo amat. Karena perjuangan
kita menentukan keberhasilan kita. Jika hanya meratapi keterbatasan kita, hal
itu hanya akan membunuh kita.
Ternyata kesulitan dan kegagalan itu sebenarnya
berguna dan bahkan diperlukan untuk mengembangkan orang dewasa yang berpikiran
kuat dan sukses. Orang mencapai puncak kesuksesan pasti memiliki kegagalan,
tinggal bagaimana kamu mampu kebal dengan kegagalan tersebut. Lawan kegagalan
dengan belajar, bukan menghakim kebodohanmu.
January 06, 2020
No comments:
Post a Comment