baleo,
berburu paus,
Flores,
ikan paus,
koteklama,
lamafa,
Lamalera,
peledang
BALEO DAN LAMAFA DUA SEJOLI DARI LAMALERA
Lamalera
desa kecil di selatan Pulau Lembata dikenal dunia sebagai desa para pemburu
paus. Sebutan lamafa (pemimpin
perburuan paus) dan baleo (ikan paus)
akan menjadi kosa kata yang familiar di telinga para wisatawan.
Berburu
ikan paus bagi orang Lamalera, adalah suatu ritual yang telah dilakukan turu-temurun
selama ratusan tahun. Berburu ikan paus bertujuan untuk menghidupi masyarakat
kampung yang hidup di tanah gersang dan kering.
Baleo…baleo…baleo…!
Demikian
teriakan warga Lamelera ketika melihat ikan puas melewati teluk Lamalera dan warga
akan sambung menyambung dengan pekikan yang sama baleo…baleo…baleo.
Seketika
itu, lamafa mengambil leo di lango belle (rumah besar atau rumah adat).
“Leo
adalah tali. Pusat dari semua tali peledang
(nama perahu untuk berburu ikan paus). Leo
tak boleh terkena hujan dan panas. Makanya disimpan di rumah adat"
demikian kata salah seorang narasumber.
Leo
terbuat dari unsur pepohonan di hutan. Dipintal jadi tiga urat. Lalu dipilin
jadi tali. Selain itu, yang boleh mengambil leo
hanyalah lamafa.
Ketika
lamafa mengambil leo, para matros
mempersiapkan peledang meluncur ke
laut. Saat berjalan memikul leo dari
rumah adat ke perahu, lamafa tak
boleh bicara. Kalau pun disapa, dia tidak boleh menjawabnya.
Lamafa mengambil
tempat di hommololo (anjungan peledang). Dia adalah pemimpin perburuan
itu sekaligus sebagai juru tikam ikan paus.
Sastra Mantra
Ketika
peledang sudah di lautan, para lefa alep (pemburu paus) mulai
melantunkan nyanyian ‘memanggil angin’. O
ina fae bele e, nei kame angi usi (oh ibunda lautan, hembuskanlah kami
sedikit angin).
Bila
angin sudah datang, senandungnya eta lei
lolo e, tule tale baranusa (kembanglah layar, bawalah kami hingga
baranusa/Alor).

Saat
ikan pausnya ditombaki lamafa dan
berontak para lefa alep akan bersorak
ria, "kideknuke hirkae. Lefo garo
lepe” (jayalah para janda dan fakir miskin. Kampung kita sudah menerima
kiriman itu).
Sebab
masyarakat Lamalera meyakini ikan paus adalah kiriman leluhur mereka.
Senandung
berikutnya, o sora tarem bale e. Tala
lefo rae tai. Ribu lefo gole. Bera rae nai (wahai engkau kerbau yang
bertanduk gading. Mari kita beranjak menuju kampung nun di sana. Seluruh
masyarakat, para janda dan fakir miskin, tengah merindukan kehadiranmu. Ayo
segeralah kita ke sana). Ikan paus bagi orang Lamalera adalah kerbau yang hidup
di lautan.
Dalam
pelayaran menuju daratan, senandungnya fara
tobi lolo lodo. Ke lie gatiro (berhembuslah angin barat. Datanglah mengantarkan
kami menuju daratan).
Sesampainya
mereka di darat para lefa alep akan
bernyanyi
Narague boli…narague boli
Tobo pole sora hene
Sora beso lero pi
Bera-bera mi go dibela
Libu lego Java
Lae mala fajo saja
Fajo oli nuleng pali
Artinya
"Tuan
tanah pengelola perahu
Berharaplah
hanya pada ikan paus
Ikan
paus telah datang hari ini
Lekaslah
engkau makan hingga kenyang
Hai
Libu berkampung di Jawa
Kemarilah
Lihatlah
di pantai ikan paus sudah ada"
March 14, 2020
No comments:
Post a Comment