Menu

Bangkit Bersama Kristus Menjadi Pahlawan Sejati



Sebuah kesedihan yang mendalam sekaligus terharu bagi kita di tengah situasi saat ini yang telah membuat kita takut dan panik serta tidak lagi peduli dengan sesama. Dengan semakin banyaknya orang yang pulang kampung memicu perdebatan yang saling menyalahkan dan hampir tidak menemukan titik temu.
Keadaan yang begitu sulit dan pelik. Belum lagi penyebaran isu-isu serta berita-berita palsu hanya menambah ketakutan, kecemasan dan kepanikan. Orang-orang pun mencoba mendekatkan diri kepada Allah sebagai empunya kehidupan. Di tengah pandemi yang semakin parah orang-orang hanya bisa berharap kepada Tuhan agar dapat beraktivitas seperti sedia kala. Agar keadaan semakin membaik dan penyebaran virus corona segera di atasi.
Tantangan lain yang dihadapi saat ini khususnya umat Kristiani adalah tidak dapat merayakan paskah meriah seperti tahun-tahun sebelumnya. Malam perjamuan terakhir, perarakan sakramen, mengenang kisah sengsara Yesus sata Jumat Agung yang seharusnya begitu agung dan perayaan kebangkitan Kristus dari alam maut tidak dapat dirayakan secara Bersama-sama.
Hening seketika. Kisah sengsara di hari Jumat Agung dalam proses penyembahan terhadap salib yang seharusnya dirayakan begitu sakral dan khitmad hanya bisa disaksikan melalui layar gadget. Sabtu suci yang seharusnya meriah di paroki-paroki dan stasi-stasi diiringi dengan paduan suara dan cahaya lilin paskah tidak dapat dirayakan secara meriah. Di gereja-gereja hanya dihadiri oleh segelintir orang yang menjadi pelayan perayaan ekaristi atau ibadat. Perayaan paskah yang memilukan hati.


Hari ini, dalam tragedi pandemi coronavirus dan pada hari raya Paskah, Yesus mengajak kita agar bangkit bersama-sama dengan Dia dan berpegang teguh kepada-Nya. Yesus yang tersalib, mengajak kita untuk melihat salib dan merenungkan betapa besar cinta kasih Allah bagi kita. Bahkan sampai Dia memberikan putra-Nya kepada kita semua.
Kita pun diajak untuk belajar dari Bunda Maria yang menatap putranya yang disalibkan dengan keheningan batin dan tatapan hati. Ketakutan yang luar biasa juga dialami oleh murid-murid Yesus di saat mereka diterjang badai. Ketakutan dan kecemasan yang luar biasa tidak saja dialami oleh kita tetapi juga dialami oleh Yesus sendiri dan murid-murid-Nya. Tetapi, kita diajak agar menyerahkan segala kekuatiran dan kecemasan kepada-Nya. Belajar pada Abraham yang selalu berharap pada Allah. Meskipun harus menjadikan putranya sebagai persembahan kepada Allah, Abraham pun berani melakukannya. Kita pun diajak agar bisa seperti dia.


Memang saat ini kita sedang menghadapi pandemi yang ganas dan mematikan. Bahkan sekadar untuk berkumpul dan memuliakan Allah secara Bersama-sama pun tidak bisa dilakukan. Penyebaran berita palsu dan masih banyak persoalan lainnya. Akan tetapi, kita tidak bisa terus terlarut dalam keadaan seperti itu. Kita perlu bangkit dan berharap bahwa badai pasti berlalu. Semua persoalan yang sedang kita hadapi saat ini adalah ujian yang mesti kita lewati. Saat ini, kita bergandengan tangan untuk bersama-sama menghadapi ujian itu. Bukan saling menyalahkan.
Sebagai penutup dari tulisan dan renungan singkat ini, penulis ingin mengajak kita semua untuk menyudahi perdebatan yang tidak penting yang hanya dapat merugikan sesama, menyebarkan isu-isu serta berita-berita palsu yang membuat kita semua takut dan cemas.
Alangkah akan lebih baik jika kita bergandengan tangan dan memberi diri menjadi "pahlawan sejati" dalam menolong sesama dengan memberikan berita-berita positif yang baik dan bermanfaat. Tidak semua di antara kita bisa memberikan pertolongan saat ada yang menderita, tetapi kita bisa mencegahnya dengan menertipkan diri sendiri. Berani menertipkan diri sendiri akan memutus penyebaran berita palsu atau hal-hal lain yang merugikan sesama.


Kebangkitan Kristus dari alam maut adalah momen kita untuk kembali menata diri untuk berlangkah maju. Semua yang ada di bawah kolong langit ini tidak ada yang sia-sia. Kita hanya perlu melihatnya dari berbagai sisi yang bisa memberikan dampak positif untuk orang lain. Agar, perayaan suka cita paskah bisa membawa suka cita kepada semua orang yang kita jumpai.
Paus Fransiskus mengatakan bahwa sama seperti Allah Bapa menopang Yesus dalam penderitaan dalam Sengsara-Nya, Tuhan juga mendukung setiap orang yang cinta akan pelayanan-Nya kepada orang lain. Paus juga menambahkan bahwa Yesus ingin agar kita membuka hati untuk menerima rahmat keberanian sehingga kita bisa merasakan cinta penghiburan dari Tuhan yang menopang hidup kita.

Selamat pesta paskah untuk kita semua... (Afin Gagu, Tiggal di Manggarai)

Sumber gambar: Dokumentasi pribadi Afin Gagu


No comments:

Post a Comment